Saturday, November 24, 2012

"AKU SEORANG LESBIAN".. Kenyataan Gadis Yang Suka Di Ranjang..

Namaku RA, aku seorang perempuan karena aku mempunyai alat kelamin vagina. Aku diperanankan oleh masyarakat sebagai perempuan. Penampilanku tomboy, tapi aku lebih suka dipanggil dengan panggilan perempuan. Aku menyukai sesama jenis. Aku seorang lesbian.

Masyarakat terkadang terlalu cepat mengambil kesimpulan hanya dengan melihat penampilan dari seseorang. Misalnya, ada seorang laki-laki yang berpenampilan lemah gemulai, halus dan berpenampilan rapi, wah dia seorang bencong dan pasti menyukai sesama jenis.

Contoh lain, ada seorang perempuan yang berpenampilan maskulin, berani, gagah, suka bertualang, rambut cepak dan sebagainya belum tentu dia seorang lesbian.  Kita baru tahu dia seorang lesbian ketika dia mengakui dirinya seorang lesbian.

Menunda kesimpulan sebelum ada pengakuan langsung dari orang yang kita duga sebagai gay, lesbian atau apa pun akan sangat membantu kita agar tidak terjebak pada kesalahan penilaian dan respon kita kepada orang lain.

Lesbian hanya salah satu dari sekian banyak orientasi seksual yang ada pada manusia. Dalam kehidupan nyata, ada banyak orientasi seksual yang dimiliki manusia. Namun demikian, hanya sedikit orang yang punya keberanian untuk mengidentifikasikan dirinya sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya.

Bagaimana dengan pandangan tentang kesehatan jiwa? Kalau kita mengacu pada buku panduan para psikiater dan para psikolog, DSM-IV TR, gay dan lesbian ini sudah sejak lama dikeluarkan dari buku tersebut. Artinya gay-lesbian bukan merupakan suatu gangguan kejiwaan atau mental.

Mengapa demikian? karena sesuatu dianggap abnormal/menyimpang, salah satunya,  bila jumlahnya sedikit.  Dalam kenyataannya,  kaum homoseksual dari tahun ke tahun semakin meningkat, terutama di kota kota besar. Kondisi inilah yang menjadi salah satu dasar DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) untuk menentukan normal tidak normalnya homoseksual.

Namun demikian, dalam masyarakat, standar norma masyarakat tidak hanya mengacu pada DSM yang bisa berubah sesuai perkembangan zaman, tetapi mengacu juga pada standard norma agama yang tetap. Oleh karenanya, persoalan homoseksual ini masih menjadi isu sensitif di masyarakat.  Semoga ke depan ada solusi terbaik pada persoalan ini.

TC: Semoga Allah merahmati mereka yang telah menyimpang.. Ambiga suka sangat le ni..


Sent by Maxis from my BlackBerry® smartphone

2 comments: